Newest Post

Dampak Negatif Zat Psikotropika
Orang yang menggunakan obat psikotropika ajkan mengalami gangguan system saraf. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
  • Narkotika dapat menyebabkan rasa sakit dan membuat sensasi sehingga pemakaianya merasa senang karena tidak terganggu masalah yang di hadapinya. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.
  • Kokain dapat diggunakan untuk pembiusan local. Kokain bersifat stimulan terhadap sistem saraf sehingga dapat meningkatkan stamina dan mengurangi kelelahan. Namun penggunan kokain hanya sementara biasanya diikuti dengan perasan tertekan dan takut (depresi). Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan pingsan atau bahkan kematian jika penggunaanya tiba-tiba dihentikan pecandu akan menderita penyakit dengan tanda-tanda kejang-kejang, muntah, diare, berkeringat dan sukar tidur.
  • Morfin dapatmenghilangkan rasa sakit. Namun, morfin menyebabkan rasa kantuk dan lesu, kebingunan, perasaan kebahagian yang berlebihan ( euforioa ), dan gangguan system pernapasan.
  • Ekstasi dapat menimbulkan rasa segar dan penuh energi sehingga pemakaiannya merasa mengantuk. Namun, pemakaiobat ini mengurangi keinginan untuk minum sehingga dapat mengalami dehidrasi. Penggunaan dalam waktu lama menyebabkan kehilangan daya ingat dan kemampuan menggerakan badan.

Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
2.      Macam – macam Zat Adiktif
a. Ganja
  Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering.



Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya dan badan kurus karena susah makan. Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.
 b. Opium


Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum.
Opium digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Namun dalam dosis berlebih dapat mengakibatkan kecanduan yang akhirnya menyebabkan kematian.
   Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan kematian.

c. Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.
d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang(sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur.
Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang.
Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.
e. Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.
f. Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan
maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.
3.      Dampak / Efek yang Dapat Ditimbulkan Zat Adiktif 
a.       Efek/Dampak Penyalahgunaan Minuman AlkoholAlkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan gangguan jantung dan otot syaraf,mengganggu metabolisme tubuh, membuat janis menjadi cacat, impoten serta gangguanseks lainnya.
b.      Efek/Dampak Penyalahgunaan GanjaZat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit dan infeksi sertamemperburuk aliran darah koroner.
c.       Efek/Dampak Penyalahgunaan HalusinogenHalusinogen dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan pendarahan otak.
d.      Efek/Dampak Penyalahgunaan KokainZat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangansel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus kering. Selain itukokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus) dan aritma pada jantung.
e.       Efek/Dampak Penyalahgunaan Opiat / OpiodaZat opioda atau opiat yang masuk ke dalam badan manusia dapat mengganggumenstruasi pada perempuan / wanita serta impotensi dan konstipasi khronuk pada pria /laki-laki.
f.       Efek/Dampak Penyalahgunaan InhalasiaInhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever.
g.      Efek/Dampak Penyalahgunaan Non ObatDalam kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda yang disalahgunakan oleh banyak orang untuk mendapatkan efek tertentu yang dapat mengakibatkan gangguankesehatan. Contoh barang yang dijadikan candu antara lain seperti bensin, thiner, racun serangga, lem uhu, lem aica aibon. Efek dari penggunaan yang salah pada tubuh manusiaadalah dapat menimbulkan infeksi emboli.
B.     PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Berdasarkan fungsinya obat psikotropika dibedakan menjadi tiga yaitu obat stimulan, obat depresan, dan obat halusinogen:
o   Obat stimulan ( obat perangsang ) adalah obat yang merangsang system saraf sehingga orang yang merasakan lebih pwecaya diri dan selalu waspada contoh obat ini adalah, kafein nikotin dan kokain
o   Obat depresan ( obat penenang ) adalah obat yang dapat menekan system saraf sehingga pemakaiannya merasa ngantuk dan tingkat kesadarannyaturun. Contoh obat jenis ini adalah alcohol dan barbiturate
o   Obat halusinogen adalah obat yang dapat membelokkan pikiran pemakaiannya
Macam – Macam Psikotropika
Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan ketergantungan. Berikut ini termasuk ke dalam golongan psikotropika yang tidak membuat kecanduan, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin. Penyalahgunaan kedua golongan psikotropika ini sudah meluas di dunia.
a. LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada). Zat ini dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menderita frustasi dan ketegangan jiwa.
b. Amfetamin
Kita seringkali mendengar pemberitaan di media massa mengenai penjualan barang-barang terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin. Jadi, zat psikotropika, seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil sintesis. Pemakaian zat-zat tersebut akan menimbulkan gejalagejala berikut: siaga, percaya diri, euphoria (perasaan gembira berlebihan), banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar, tekanan darah menurun, dan napas cepat. Jika overdosis akan menimbulkan gejala-gejala: jantung berdebar-debar, panik, mengamuk, paranoid (curiga berlebihan), tekanan darah naik, pendarahan otak, suhu tubuh tinggi, kejang, kerusakan pada ujung-ujung saraf, dan dapat mengakibatkan kematian. Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan gejala putus obat sebagai berikut: lesu, apatis, tidur berlebihan, depresi, dan mudah tersinggung.


Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air.[1] Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur.[1] Gugus nonpolar emulsifier akan mengikat minyak (partikel minyak dikelilingi) sedangkan air akan terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut.[1] Bagian polar kemudian akan terionisasi menjadi bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga menjadi bermuatan negatif.[1] Partikel minyak kemudian akan tolak-menolak sehingga dua zat yang pada awalnya tidak dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil.[1]
Salah satu contoh pengemulsi yaitu sabun yang merupakan garam karboksilat.[2] Molekul sabun tersusun atas ekor alkil yang non-polar (akan mengelilingi molekul minyak) dan kepala karboksilat yang bersifat polar (mengikat air dengan kuat).[1] Pada industri makanan, telur dikenal sebagai pengemulsi (emulsifier) tertua yang pernah ada.[2] Di dalam telur (banyak pada kuning telur dan sedikit pada putih telur) terdapat lesitin yang merupakan suatu emulsifier.[2] Contoh bahan yang dibuat dengan cara ini adalah mentegamargarin, dan sebagian besar kue.[2]

Bahan pengental adalah bahan yang dapat meningkatkan kekentalan dari suatu cairan tanpa mengubah sifat-sifat cairan tersebut. Bahan pengental makanan umumnya dipakai untuk mengentalkan saussop, dan puding tanpa mengubah rasanya. Meskipun demikian, bahan pengental juga dikenal digunakan pada cattintabahan peledak dan kosmetika.
Bahan pengental dapat meningkatkan suspensi bahan-bahan lainnya atau emulsi untuk meningkatkan kestabilan suatu produk. Bahan pengental biasanya diatur sebagai bahan tambahan pangan dan bahan kosmetika dan perawatan pribadi. Beberapa bahan pengental adalah bahan yang dapat membentuk gel, arut dalam fase cair sebagai campuran koloid yang membentuk struktur internal yang tidak terlalu kohesif. Lainnya lagi bertindak sebagai bahan tambahan tiksotropika mekanis dengan partikel-partikel terpencar yang menempel atau saling mengunci untuk menahan regangan.
Bahan pengental juga dapat digunakan dalam keadaan medis, seperti disfagia yang mengakibatkan kesulitan menelan makanan. Cairan yang dikentalkan memainkan peranan penting dalam menurunkan risiko pernafasan pasien disfagia.[1]

Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman.

  • Pemberi aroma dibagi menjadi dua, berdasarkan asal zat penyusunnya, yaitu:
  • Pemberi aroma alami
  • Pemberi aroma alami yang terbuat dari bahan alami seperti tumbuhan dan rempah-rempah.
  • Contohnya minyak atsiri dan vanili
  • Pemberi aroma buatan
  • Pemberi aroma buatan yang terbuat dari zat kimia yang diizinkan.
  • Contohnya
BahanAromaBahanAroma
Amil asetatPisang ambonVanilinVanili
Amil kaproatApelMetil antranilatAnggur
NanasEtil butirat






















Di Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempah-rempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan.          Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis: a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini; b. etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada     makanan; c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang; d. amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah  apel. Selain zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan, yaitu penyedap rasa monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang menyukai zat penyedap ini tak perlu khawatir dulu. Kecurigaan ini masih bersifat pro dan kontra. Bagi yang mencoba menghindari untuk mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang mencantumkan label “tidak mengandung MSG” dalam kemasannya. Pada pembahasan sebelumnya, kamu sudah mempelajari tentang pengelompokkan zat aditif berdasarkan fungsinya beserta contoh-contohnya. Perlu kamu ketahui bahwa suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi. Seringkali suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan. Untuk penggunaan zat-zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikonsumsi. perharinya. Untuk zat-zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan. Jika kita mengonsumsinya melebihi ambang batas maka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. 

sumber : https://chemistry35.blogspot.com/2011/08/zat-penyedap-rasa-alami-dan.html
Bahan pengawet adalah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk seperti makanan, minuman, obat-obatan, cat, sampel biologis, kosmetik, kayu, dan produk lainnya untuk mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikroba atau oleh perubahan kimiawi. Secara umum, pengawetan dilakukan melalui dua cara, yaitu secara kimiawi atau fisik. Pengawetan kimiawi melibatkan penambahan senyawa kimia ke dalam produk. Pengawetan fisik melibatkan berbagai proses seperti pembekuan atau pengeringan.[1] Bahan pengawet aditif makanan mengurangi risiko keracunan makanan, mengurangi paparan mikroba, dan mempertahankan kesegaran serta kualitas nutrisi produk tersebut. Beberapa teknik fisik untuk mengawetkan makanan di antaranya dehidrasi, radiasi UV-C, pengeringbekuan, dan pembekuan. Teknik pengawetan kimiawi dan fisik terkadang dikombinasikan.

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pengawetan_makanan
Biasanya zat pemanis memiliki nilai kalori yang lebih rendah dari gula biasa. Dalam kehidupan sehari-hari, yang disebut mansi umunya dikenal gula. Secara kimiawi, gula dikenal dalam jenis monosakarida (glukosa , fruktosa, dan galaktosa), disakarida (sukrosa, Maltosa, dan Laktosa), Polisakarida yang rasanya tawar. Gula berfungsi sebagai penghasil kalori, namun tidak membuat rasa kenyang, menambah rasa makanan , dan memberi tekstur serta warna pada makanan yang dipanggang. dalam perkembangan teknologi, tenyata rasa manis gula dapat ditiru secara kimiawi . Rasa manis tiruan tersebut dikenal dengan pemanis buatan. Pemanis buatan adalah bahan tambhan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.

Pemanis yang ideal harus memiliki karakteristik berikut :
1. Tingkat kemanisan minimal sama dengan sukrosa
2. Tidak berwarna
3. Larut dalam air
4. Komposisinya stabil
5. Tidak beracun dan tidak membahayakan kesehatan pemakai
6. Memiliki sifat-sifat dan fungsi lain untuk makanan dan minuman , misal sebagai penghalus tekstur kue
7. Secara ekonomi layak

Meskipun telah banyak ditemukan zat pemanis sintetik, tetapi hanya beberapa saja yang diizinkan. Menurut Permenkes RO No.722/Menkes/Per/IX/1998 tentang pemanis buatan yang diizinkan adalah sebagai berikut :
1. Aspartam
2. sakarin
3. Siklamat
4. Sorbitol

Pemanis buatan yang paling sering digunakan dalam pengolahan makan dan minuman di indonesia adalah sakarin dan siklamat yang mempunyai tingkat kemanisan 300 dan 30-80 kali gula alami, oleh karena itu sering disebut biang gula. Siklamat dan sakarin sangat mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah. hal ini mendorong produsen makan dan minuman ringan untuk menggunakan kedua jenis opemanis buatan tersebut.

pemanis Nutritif
Pemanis nutritif adalah gula atau senyawa organik karbohidrat yang mengandug nutrisi dan mampu menghasilkan sejumlah kalori. Pemanis ini terdiri dari pemanis alami maupun pemanis sintetis.
1. Pemanis nutrisi alami
Pemanis ini berasal dari tanaman ataupun hewan. Pemanis utritif yang bersala dari tanaman , diantaranya gula tebu (Saccharum officinarum L) dan ekstra bit (beta vulgaris). secara umum, kedua pemanis ini lebih dikenal dengan sebutan gula pasir. Selain berfungsi sebagai bahan pemanis , gula pasir juga berperan menimbulkan warna kecoklatan (browning), mudah terfermentasi, menurunkan titkbeku, mempertegas aroma, dan rasa (flavor enhancer)
Selain dari tumbuhan, pemanis nutritif alami dapat pula bersal dari hewan, misalnya dari lebah yang menghasilkan madu ataupun susu sebagai penghasil laktosa. secara komersial laktosa atau gula susu diperoleh dari cairan sisa pembuatan keju (whey). Selain sebagai penghasil gula susu, laktosa dapat pula digunakan untuk membuat yoghurt dan susu asam.

2. Pemanis nutritif sintetis
Pemanis nutritif sintetis berasal dari senyawa sinetis.jenis yang populer dari pemanis ini adalah aspartam yang ditemukan tanpa sengaja oleh james schalatter 1965. Aspartam memiliki tingkat kemanisan sekitar 200 kali kemanisan sukrosa(1kg aspartam dapat menggantikan 200kg gula).nilai kalori yang yang dikandungnya pun hanya sepersepuluh kandungan kalori gula. oleh karena itu , aspartam banyak digunakan untuk pemanis produk minuman ringan (soft drink), khususnya untuk program diet, dan aman untuk penderita diabetes.

Pemanis non-nutritif
Pemanis non-nutritif adalah pemanis yang hanya sedikit mengandunga kalori atau tidak sam sekali..Pemanis non-nutritif juga dapat berasal dari senyawa steviosida yang terdapat pada stevia.(stevia rebaosiana) dan osladin hasil ekstrak akar tanaman paku (polypodium vulgare). Pemanis non-nutitif yang berasal dari kelompok protein, diantaranya miralin yang berasal dari ekstrak buah synsepolum dulficinum, monellin dari buah Dioscorephyllum cumminisii, dan thaumatin. Pemanis non-nutritif dapat pula berasal dari sintesis beberapa reaksi kimia . Bahkan produk pemanis non-nutritif hasil sintetis diantaranya sakarin dan siklamat.

Pewarna atau pewarna makanan adalah salah satu komponen tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman. Bahan yang satu ini memang agak sulit dilepaskan dari pembuatan makanan apapun. Pewarna ini dibutuhkan untuk memberikan daya tarik tersendiri bagi orang yang ingin mengkonsumsinya. Semakin cantik suatu warna dari makanan, daya pikatnya semakin besar. 
Dari segi bentuknya, pewarna bisa berbentuk cair, pasta, maupun bubuk. Dari bahan pembuatannya, pewarna makanan dibagi menjadi dua, yakni pewarna alami dan pewarna buatan.
Pewarna alami, berarti pewarna makanan yang dibuat dari bahan-bahan alami tanpa bahan tambahan apapun. Misalnya, daun suji, daun pandanjeruk, buah bit, tomat, stroberi, wortel, dan lain sebagainya. 
Sedangkan pewarna buatan berarti dibuat dari bahan-bahan kimia (ada juga yang disarikan dari bahan-bahan alami kemudian dicampur). Salah satu bahan pembuat warna makanan adalah tatrazin yang punya banyak pilihan warna. Pewarna buatan juga biasanya dipilih karena praktis. 

Fungsi

Sebagaimana telah disebutkan di atas, pewarna makanan adalah zat aditif atau zat tambahan yang berfungsi untuk memberikan pewarnaan pada makanan dan minuman. Diharapkan, bahan pewarna ini dapat memberikan daya tarik bagi konsumen. 
Tanpa zat pewarna, makanan dan minuman menjadi kurang menarik. Bagi anak-anak, hal tersebut dapat mengurangi minat mereka terhadap suatu makanan. Karena itulah zat pewarna dibutuhkan agar makanan dan minuman memiliki warna yang mengundang selera. Namun, sebaiknya berhati-hati dalam penggunaan bahan pewarna yang tidak alami. 

Cara Mengolah

Pewarna makanan alami, biasanya digunakan langsung sebagai campuran dan jarang disimpan. Misalnya, untuk membuat warna hijau, biasanya daun suji dan pandan langsung diblender dan disaring untuk kemudian dicampurkan pada makanan yang hendak dibuat. Takarannya biasanya langsung disesuaikan dengan kebutuhan. 
Sedangkan untuk pewarna makanan buatan, umumnya lebih awet dan dapat disimpan lebih lama di dalam lemari pendingin. Namun, sebaiknya jika sudah lebih dari 6 bulan sejak dibuka kemasannya, pewarna jangan digunakan lagi. 

Gejala Kekurangan Mineral
VIVA.co.id – Mineral zinc atau seng merupakan satu-satunya mineral setelah besi yang paling banyak ditemukan dalam mineral di tubuh manusia. Di antara fungsi utamanya adalah menjaga kesehatan kulit, rambut, gigi, kuku, serta sistem imun.
"Seng dibutuhkan untuk aktivitas lebih dari 300 enzim tubuh, dan enzim ini membantu pelaksanaan reaksi biokimia dalam tubuh yang penting bagi sintesis protein, produksi hormon, begitu juga kesehatan menyeluruh," ujar ahli nutrisi publik Emma Derbyshire seperti dikutip Daily Mail.
Image result for gejala kekurangan mineral

Sebuah survei terhadap wanita di usia memiliki anak di 14 negara ditemukan bahwa 1 dari lima memiliki kadar seng yang rendah. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 31 persen dari penduduk global kekurangan seng. Ada beberapa gejala kekurangan seng, yang bisa dikenali seperti berikut.
1. Rambut rontok
Seng penting bagi replikasi sel yang baik dan penyerapan protein dan fungsi ini penting untuk membuat rambut tebal dan bersinar.
Sebuah penelitian di tahun 2013 dalam Annals of Dermatology pada 312 orang dengan rambut rontok diketahui semuanya memiliki konsentrasi seng yang rendah dalam darah mereka.
2. Kuku rapuh dengan bintik putih
Derbyshire mengatakan, bintik putih pada kuku, terkadang disebut dengan garis Beau, merupakan salah satu kunci tanda kekurangan seng.
Kuku Anda mungkin mengalami pertumbuhan yang lambat, rapuh, dan mudah retak juga. Ini dikarenakan kadar stabil seng dalam tubuh dibutuhkan untuk jaringan pertumbuhan dan sel di kuku. Ketika seng ini kurang, masalah kuku general bisa muncul, jika lebih buruk, bisa bermanifestasi menjadi bintik putih.
3. Gigi kusam
Menurut dokter gigi di Bow Lane Dental Group, London, seng merupakan elemen penting di dalam mulut dan secara alami ada di plak, air liur, dan enamel.
"Jika seseorang kekurangan seng mereka bisa menyadari adanya sensitivitas bau, rasa yang berubah, lapisan putih di lidah, dan kemungkinan besar menyebabkan sariawan, ditambah gusi radang," ujarnya.
4. Sariawan
Sebuah penelitian di tahun 2014 dalam The Journal of Laryngology & Otologymenemukan bahwa kadar seng yang kurang bisa meningkatkan risiko sariawan mulut dan pasien yang menunjukkan kekurangan seng dalam aliran darahnya seringkali mengalami kekambuhan sariawan.
5. Jerawat dan masalah kulit lainnya
Satu penelitian dalam jurnal dari Turkish Academy of Dermatology menyebutkan bahwa 54 persen orang yang berjerawat memiliki kadar seng yang rendah.
Selain itu, kekurangan seng juga bisa menyebabkan kulit kudis yang menunjukkan luka dan tanda yang tidak hilang atau butuh waktu lama untuk sembuh, karena seng penting untuk menyembuhkan luka.
6. Tulang lemah
Selama ini orang hanya membicarakan kalsium untuk tulang, padahal seng juga mineral penting yang dibutuhkan untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang. Seng memiliki fungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan sel, serta mengubah kolagen yang butuhkan untuk membentuk tulang sehat.
Anak yang menjalani vegetarian atau diet sangat ketat seringkali mengalami kekurangan mineral ini dan bisa mengalami masalah dalam perkembangan tulang mereka di masa anak-anak dan remaja.

// Copyright © desain //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //